MADIUN - Seni atau kesenian tak lepas dari gerak pencak silat. Dalam gerakan pesilat yang mematikan terdapat unsur seni keindahan. Seperti yang tertuang dalam butir ke 4 Panca Dasar SH Terate yaitu "SENI".
Seni merujuk pada pencak silat sebagai seni dan warisan leluhur yang mengandung filosofi kesederhanaan, kehalusan, kelembutan, dan juga kekuatan. Festival Pencak Silat Seni adalah sebuah lomba seni yang dalamnya terdapat alur cerita tertata.
Baca juga:
AcSES FEB UNAIR Sukses Gelar FALAH 2022
|
Adapun unsur penilaian meliputi, Kandungan gerak pencak silat, Alur cerita, Garapan pencak silat, Tampilan pesilat utama, Garapan artistik, dan Penataan musik. Bertempat di Pendopo Krida Satria Tama, Padepokan Agung SH Terate Madiun diselenggarakan Festival Pencak Seni SH Terate Tahun 2022 yang diikuti oleh 5 Perwakilan Pusat (Perwapus) yaitu, Daerah Khusus Pusat (DKP) Madiun, Jawa Tengah I, Jawa Timur II, Kalimantan Timur, dan Jawa Timur I.
Ke 5 perwapus akan saling unjuk keindahan seni gerak pencak silat. Kegiatan ini dihadiri Ketua Dewan Pusat SH Terate (H. Issoebiantoro, SH) beserta Anggota Dewan, Ketua Umum SH Terate (Drs. R Moerdjoko HW), Pengurus Pusat, Ketua Perwapus, dan semua Ketua Cabang.
Dalam sambutannya ia menyampaikan, "Bahwasaya pencak silat seni ini sudah dilombakan ditingkat daerah, propinsi, nasional bahkan internasional. Untuk itu kita kembangkan pencak silat seni ini agar kedepannya lebih baik." Pada penampil pertama kontingen Perwapus DKP Madiun dengan lakon "Retno Dumilah".
Yang menceritakan Bupati Madiun atau Bupati wanita pertama di Jawa. Selanjutnya Perwapus Jawa Tengah I yang diwakili Cabang Sragen dengan lakon "Mutiara Gantari Satya".
Yang merupakan wujud suatu zat kecil yang memancarkan sinar kesetiaan menuju masa depan yang lebih mapan. Perwapus Jawa Timur II yang diwakili Cabang Jember dipenampil ke 3 dengan lakon "Alap-alap Samber Nyowo".
Yang bercerita tentang jejak heroisme Raden Mas Said, pahlawan nasional yang semasa perjuannya melawan kolonial Belanda dijuluki Alap-alap Samber Nyowo". Kemudian dipenampil ke 4 Perwapus Kalimantan Timur yang diwakili Cabang Berau dengan lakon "ADHIYAKSA".
Diadopsi dari cerita pewayangan Abimanyu Gugur. Menceritakan tentang kisah Pangeran Adhiyaksa yang tengah dimabuk api asmara dengan wanita sisihannya, Putri Nirmala. Tiba giliran penampil ke 5 yaitu Perwapus Jawa Timur I yang diwakili Cabang Tuban dengan lakon "Kidung Ronggolawe".
Cerita tentang pemberontakan Ronggolawe terhadap kerajaan Majapahit pada 1295 Masehi. Dan ditutup dengan Seni Berpasangan dan Seni Beregu oleh pesilat-pesilat dari Pusat Madiun.
Lomba ini langsung ditentukan pemenangnya saat ini juga. Hasil dari festival ini adalah, Penampilan pemeran terbaik pria dari Perwapus Kalimantan Timur. Pemeran terbaik wanita dari Perwapus DKP Madiun.
Penyaji terbaik favorit dari Perwapus DKP Madiun. Penyaji terbaik terunik dari Jawa Tengah. Penulis naskah terbaik diraih Perwapus DKP Madiun.
Penampilan artistik terbaik dari Perwapus Jawa Timur I. Penata musik terbaik Jawa Tengah. Penampil busana terbaik dari Perwapus Jawa Timur II. Sutradara terbaik dari Perwapus Jawa Timur II.
Juara terbaik umum I diraih Perwapus DKP Madiun. Juara terbaik umum II diraih Perwapus Jawa Tengah. Juara terbaik umum III diraih Perwapus Jawa Timur II. (Muh Nurcholis)